TEKNIS BUDIDAYA SEMANGKA
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong
rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur
hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit
tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi
secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan
(Aspek K-3).
A. SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar
matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok
ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan
tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh
berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
B. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. PEMBIBITAN
a. Penyiapan Media Semai
§ Siapkan
Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang
untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga
kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
§ Campurkan
tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang
matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr)
yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah
dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg). Masukkan media semai ke dalam
polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
b. Teknik Perkecambahan Benih
Ø Benih
dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter
air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam).
Ø Benih dalam
ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari.
Ø Jika ada yang
berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus
kain kemudian dimasukkan koran lagi.
c. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
ü Media semai
disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah
sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
ü Kantong
persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi
perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
ü Semprotkan
POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari
sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.
2. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
a. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan
dari sisa-sisa perakaran dan batu.
b. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.
c. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg
dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit
sebanyak 50 kg.
d. Pemupukan Dasar
1) Pupuk kandang
600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum
tanam.
2) Pupuk
anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
3) Siramkan POC
NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2
botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA,
dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
a) Alternatif 1
:
Ø 1 botol SUPER
NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50
lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
b) Alternatif 2
:
Ø setiap 1
gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10
meter bedengan.
e. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar
110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas
mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan
peletakan buah.
3. TEKNIK PENANAMAN
a. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm.
Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100
cm.
b. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga
cukup basah.
4. PEMELIHARAAN TANAMAN
a. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.
b. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang
primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting
sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang
sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada
ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.
c. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
d. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval
4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.
e. Pemupukan
Waktu
|
Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)
|
||
ZA
|
TSP
|
KCl
|
|
Susulan I (3 hari)
|
40
|
-
|
40
|
Susulan II Daun 4-6 helai
|
120
|
85
|
80
|
Susulan III Batang 45–55 cm
|
170
|
-
|
30
|
Susulan IV Tanaman bunga
|
130
|
-
|
30
|
Susulan V Buah masih pentil
|
80
|
-
|
30
|
Ø POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
POC NASA disemprotkan ke tanaman
1) Alternatif 1:
§ 6-7 kali (
interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4
tutup botol/ tangki
2) Alternatif 2:
§ 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn
dosis 6 tutup botol/ tangki
f. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT atau hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2
cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot.
Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.
g. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran
tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2
buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna
menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar
matahari.
5. HAMA DAN PENYAKIT
a. HAMA
1) Thrips
§ Berukuran
kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan
beruas-ruas.
§ Cara
penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak.
§ Pengendalian: semprotkan
Natural BVR atau Pestona.
2) Ulat Perusak Daun
§ Berwarna
hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning,
§ gejala : daun
dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti
berlubang.
§ Pengendalian: dilakukan
penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.
3) Tungau
§ Binatang
kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan
tanaman.
§ Tandanya,
tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna
dedaunan akan pucat.
§ Pengendalian: semprot
Natural BVR atau Pestona.
4) Ulat Tanah
§ Berwarna
hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan
bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat
dewasa memangsa pangkal tanaman.
§ Pengendalian:
a) Penanaman
secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan
pemberantasan sarang ngengat disekitarnya;
b) Pengendalian
dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.
5) Lalat Buah
§ Ciri-ciri
mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan
mempunyai belalai.
§ Tanda-tanda
serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai),
daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.
§ Pengendalian : membersihkan
lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan
perangkap lalat buah dan semprot Pestona.
b. PENYAKIT
1) Layu Fusarium
Ø Penyebab:
lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
Ø Gejala: timbul
kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur.
Ø Pengendalian:
a) Dengan
pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru
yang belum ditanami,
b) Pemberian
Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.
2) Bercak Daun
Ø Penyebab:
spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Ø Gejala:
permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat
akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna
abu-abu/ungu.
Ø Pengendalian: seperti
pada penyakit layu fusarium.
3) Antraknosa
Ø Penyebab:
seperti penyakit layu fusarium.
Ø Gejala: daun
terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan
akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu
yang lama kelamaan semakin meluas.
Ø Pengendalian: seperti
pengendalian penyakit layu fusarium.
4) Busuk Semai
Ø Menyerang
pada benih yang sedang disemaikan.
Ø Gejala:
batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
Ø Pengendalian: pemberian
Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.
5) Busuk Buah
Ø Penyebab:
jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah
buah mulai dipetik.
Ø Pengendalian: hindari dan
cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun
penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak
berawan/hujan.
6) Karat Daun
Ø Penyebab:
virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
Ø Gejala: daun
melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul
rekahan membujur pada batang.
Ø Pengendalian: sama seperti
penyakit layu fusarium.
·
CATATAN :
Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia
dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata
AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
6. PANEN
a. Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi
perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa
dipetik (dipanen).
b. Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah
dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan
ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan
beserta tangkainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar