TEKNIS
BUDIDAYA GINSENG
Trend
'back to nature' pada industri
farmasi, kosmetika, makanan dan minuman ringan, telah memacu peningkatan
permintaan ginseng. Tingginya permintaan tersebut perlu diimbangi dengan
teknologi budidaya tanaman yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas dan
Kelestarian) seperti yang telah diterapkan PT. NATURAL NUSANTARA.
A.
SYARAT
TUMBUH
§ Diutamakan
di lahan terbuka. Tanah gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi dan
drainase baik.
§ Keasaman
(pH) tanah 5,5 - 7,2.
§ Curah
hujan 1000 - 2500 mm/th.
§ Suhu
berkisar 20ºC - 33ºC.
§ Kelembaban
70% - 90%.
§ Ketinggian
tempat berkisar 0 - 1.600 dpl.
B.
PENGOLAHAN
TANAH
§ Siapkan
Natural GLIO (10 kemasan /ha) dicampur pupuk kandang matang (25-50 kg/kemasan).
Simpan dalam karung terbuka selama 1-2 minggu.
§ Tebarkan
dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan yang masih terbuka paling
lambat 2 minggu sebelum tanam.
§ Luku dan
garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan sekitar 1 minggu.
§ Buat
bedengan membujur arah timur-barat, lebar bedengan 100-120 cm, tinggi 40-60 cm.
Jarak antar bedengan 40-50 cm. Diamkan sekitar 1 minggu.
§ Buat parit
mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman 50-60 cm.
§ Setelah 1
minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
§ Tebarkan
hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata pada permukaan tanah.
§ Tambahkan
pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada permukaan bedengan. Jika tidak
ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA, POC NASA dan HORMONIK dapat
menggantikannya.
§ Siapkan
larutan induk POP SUPERNASA (1 botol/3 liter air), aduk hingga larut. Dosis POPSUPERNASA 5 botol/ha jika pakai pupuk kandang sesuai dosis anjuran atau 10
botol/ha jika tidak pakai pupuk kandang. Dari larutan induk POP SUPERNASA 3000
cc atau 3 liter, diambil 200 - 300 cc dicampur dengan 0,25 kg NPK majemuk lalu
dilarutkan atau diencerkan dalam 50 liter air.
§ Dari hasil
50 liter tersebut siramkan pada permukaan bedengan, caranya pakai gembor 10
liter / ± 8 m panjang bedengan. Atau 200 - 300 cc/lubang tanam.
§ Tebarkan
hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata di permukaan bedengan.
Atau dalam setiap lubang tanam.
C.
PEMBIBITAN DAN PENANAMAN
§ Diutamakan
pakai bibit dari setek batang.
§ Gunakanlah
induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala serangan hama dan penyakit, umur
tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan tidak layu, warna
cerah/mengkilap.
§ Bibit
hasil setek diistirahatkan/disimpan di tempat lembab selama 2 - 4 hari.
§ Sebelum
tanam, pangkal bibit dipotong miring ± 45º menggunakan pisau tajam dan bersih.
§ Pangkal
bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA (1-2 tutup) + HORMONIK (0,5-1
tutup) + 1-2 sendok makan Natural GLIO per 10 liter air.
§ Bibit
dikeringanginkan ± 1-2 jam.
§ Penanaman
dilakukan sore hari, jarak tanam 50 x 60 cm atau 60 x 70 cm.
D.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
1.
Penyiraman
Ø Pemberian
air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia 0 - 21 hari setelah tanam
disiram tiap hari secukupnya.
Ø Sejak usia
±100 hari setelah tanam penyiraman dikurangi atau dihentikan.
2.
Penyulaman
Jika
diperlukan, hingga 15 hari setelah tanam.
3.
Pemupukan
susulan
Ø Pengocoran
larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter air. Berikan 200-300 cc/lubang
tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100 hari setelah tanam.
Ø Penyemprotan
pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali hingga 100 hari setelah tanam, pakai
3 - 5 tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK dalam tangki 14 atau 17 liter.
4.
Penyiangan,
pendangiran dan pembumbunan
Dilakukan
bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia 14 - 65 hari setelah tanam.
5.
Perempelan
I
Pada
20 hari setelah tanam disisakan 2-3 batang utama. Perempelan selanjutnya adalah
perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga usia 65 hari setelah
tanam.
E.
HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN
1.
HAMA
a.
Bekicot
o
Biasanya aktif pada malam hari, dan perlu
diwaspadai keberadaannya.
o
Pengendalian dengan cara dikumpulkan dan
dimusnahkan.
b.
Ulat
o
Banyak jenis ulat yang menyerang pada ginseng
terutama ulat grayak (Spodoptera sp.), Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.),
dan ulat jenis lainnya.
o
Pengendalian dengan cara mematikan ulat,
semprot Vitura atau Pestona dan alternative terakhir dengan Insektisida kimia.
c.
Uret/Lundi
o
Hama ini menyerang akar bahkan bisa ke umbi
sehingga tanaman lama kelamaan bisa layu dan akhirnya mati.
o
Pada saat tanam bisa ditaburkan insektisida
granular di sekeliling tanaman
2.
PENYAKIT
a.
Penyakit
Busuk Leher Batang
o
Penyebabnya jamur Phytium sp. atau Sclerotium
sp. Biasanya di awal tanam ginseng mengalami pembusukan yang disebabkan oleh
kelembaban tanah yang berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak
berwarna kelabu atau kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur
ini dapat menjalar ke bagian umbi, lama-kelamaan daun tampak layu.
o
Pengendalian dengan cara pengaturan drainase,
kebun tidak becek dan tidak lembab. Sejak awal sebelum tanam gunakan Natural GLIO.
b.
Penyakit
Busuk Umbi
o
Penyebabnya jamur Phythopthora sp. Gejalanya
daun yang mulanya hijau berubah menjadi kuning. Lama kelamaan menjalar hingga
menyebabkan kematian. Bila tanaman dicabut pada pangkal umbi/batang tampak
bulu-bulu putih yang kemudian berubah menjadi bulat-bulatan dan akhirnya
berubah menjadi coklat tua sampai hitam.
o
Pengendalian gunakan Natural GLIO sebelum
tanam, jaga kelembaban tanah dan alternative terakhir dengan fungisida sistemik
c.
Penyakit
Layu
o
Bisa disebabkan jamur Fusarium sp. atau
bakteri Pseudomonas sp. Tetapi kebanyakan disebabkan oleh jamur Fusarium.
Mulanya tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya
daun menjadi layu.
o
Pengendalian dengan cara sebarkan Natural
GLIO sebelum tanam dan celupkan stek sebelum tanam ke dalam POC NASA dicampur
Natural GLIO.
F.
PANEN
§ Tanaman
Ginseng dipanen umur 4 - 5 bulan tergantung pertumbuhan dan keadaan umbi.
Cirinya; batang semula hijau berubah merah, daun menguning dan mulai rontok,
berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir sudah cukup besar (diameter
diatas 1 cm).
§ Pemanenan
pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan dan daun tidak berembun lagi,
tanah kering.
§ Umbi
dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk menggemburkan permukaan tanah.
§ Sebelum
umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan dipisahkan dari batang serta
daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan hati-hati, jangan sampai umbinya putus
dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang telah dicabut dibersihkan dan dibawa ke
tempat teduh untuk penyortiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar