TEKNIS
BUDIDAYA NILAM
Minyak
nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara
minyak atsiri lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas
dan produksinya belum optimal. PT Natural Nusantara berusaha meningkatkan
produksi minyak nilam secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan
(Aspek K-3).
A.
EKOLOGI
§ Tanaman nilam dapat tumbuh di
dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl,
§ Curah hujan antara 2500 - 3500
mm/th dan merata sepanjang tahun,
§ Suhu 24 - 280C,
§ Kelembaban lebih dari 75%,
§ Intensitas penyinaran matahari
cukup,
§ Tanah subur dan gembur kaya akan humus.
B.
PEMBIBITAN
o Stek diambil dari batang atau
cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23
cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas
o Siapkan bedengan persemaian,
ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit
selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm
o Tanah bedengan diolah sampai
gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk
kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50
kg Pupuk Kandang)
o Buat naungan menghadap ke timur
dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau
alang-alang di atas para-para.
o Stek ditanam posisi miring,
bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
o Siram dengan POC NASA (2-3 tutup)
+ HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air.
o Setelah umur 3-4 minggu bibit
sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot
POC NASA (3-4 tutup/tangki).
C.
PENGOLAHAN
LAHAN
Ø Lahan dibersihkan dari jenis
rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar.
Ø Tanah dicangkul atau dibajak serta
digaru
Ø Buat parit-parit pembuangan air
lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm
D.
JARAK TANAM
o Dataran rendah yang tanahnya subur
100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm
o Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm
o Tanah berbukit dengan mengikuti
garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm
E.
PENANAMAN
1.
Secara
tidak Langsung
§ Bibit stek dicabut dari persemaian
umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak
mudah terserang busuk akar. - - - Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek
2.
Secara
Langsung
§ Tanam stek secara langsung di
lahan 2-3 stek per lubang tanam
v Catatan : Akan lebih baik pada
penanaman secara langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA
(1-2 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter.>
3.
PEMUPUKAN
Pemupukan
dengan cara melingkar di sekililing pangkal tanaman
Dosis
pupuk makro yang digunakan + adalah : ( lihat tabel di bawah )
Aplikasi
|
Urea
kg/ha
|
DS/TSP
kg/ha
|
KCl
Kg/ha
|
NASA
botol/ha
|
HRN
botol/ha
|
Saat Tanam
|
|
25 - 50
|
|
3 - 5
kocor
|
-
|
1 bulan
|
37,5
|
25 - 50
|
20
|
2 - 5
semprot
|
-
|
1 minggu
Setelah panen I
|
56,25
|
10 - 20
|
30
|
2,5 – 5
semprot
|
5 – 10
semprot
|
1 minggu
Setelah Panen II
|
56,25
|
10 - 20
|
30
|
2,5 – 5
semprot
|
5 – 10
semprot
|
TOTAL
|
150
|
|
80
|
|
|
§ Siramkan SUPER NASA yang telah dicampur
air, merata di atas bedengan, dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
a.
Alternatif
1 ; 1 botol
SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50
lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
b.
Alternatif 2 ; setiap 1 gembor (10 lt) beri 1 sendok
peres makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
§ POC NASA disemprotkan umur 20, 30,
50 dan 60 hari setelah tanam dengan dosis 4 - 5 tutup/tangki atau POC NASA (3-4
tutup) + HORMONIK (1 tutup)/tangki.
4.
PENYULAMAN
Penyulaman
dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau
kurang normal
5.
PENYIANGAN
Dilakukan
2 bulan setelah tanam atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang
bertingkat dengan radius 20 cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali
6.
PEMANGKASAN
Penjarangan
dan pemangkasan dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan
mencabut tanaman yang jaraknya terlalu rapat.
Pemangkasan
pada tanaman yang terlalu rimbun dan menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang
dari tingkat tiga ke atas. Untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya
dalam tiap rumpun dibiarkan satu cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC
NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1-2 tutup) setelah pemangkasan.
7.
PEMBUMBUNAN
Dilakukan
setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat
dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang
yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak
terputus dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.
8.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a.
HAMA
1)
Ulat
Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)
Ø Ulat hidup dalam gulungan daun
muda, sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal
tulang-tulang daun saja.
Ø Pengendalian : kumpulkan dan
musnahkan.
2)
Belalang
( Orthoptera )
Ø Hama ini memakan daun, sehingga
tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati.
Ø Pengendalian : sanitasi lingkungan
.
3)
Criket
Pemakan Daun (Gryllidae)
Ø Memakan daun muda sehingga daun
berlubang-lubang dan produksi turun.
Ø Pengendalian : sanitasi
lingkungan.
b. PENYAKIT
1)
Budok
(hoprosep)
§ Penyebabnya adalah virus, gejala
daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada
batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah
musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen.
§ Pengendalian : sanitas kebun,
Alat-alat kerja steril.
2)
Penyakit
Busuk Batang
§ Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan
menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah
coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati.
§ Pengendalian : kurangi kelembaban
dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA.
v Catatan :
o Jika pengendalian hama dan
penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida
kimia sesuai anjuran.
o Agar penyemprotan pestisida kimia
lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata
AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki
9.
PANEN
DAN PASCA PANEN
§ Panen dapat dilakukan pada umur 6
- 8 bulan setelah tanam
§ Semua bagian tanaman nilam, yaitu
akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri
§ Alat yang digunakan sabit,
gunting, atau parang yang tajam dan bersih
§ Panen pertama, bagian yang boleh
dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedang cabang-cabang
tingkat pertama ditinggalkan
§ Selesai panen pertama, bila
cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian
ditimbun tanah pada setiap tunasnya
§ Setelah tanaman umur 9 bulan,
tanaman dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga
akan diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru.
§ Demikian selanjutnya sampai
panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24 , dst
§ Panenan daun nilam dipotong-potong
+ 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15 %
kemudian di suling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar