TEKNIS
BUDIDAYA LELE
Lele
merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat,
daging empuk, duri teratur dan dapat
disajikan dalam berbagai macam menu masakan.
PT.
NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan)
membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi.
A.
PEMBENIHAN
LELE.
Pembenihan
lele adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu
dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus
pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya
konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.
B.
SISTEM
BUDIDAYA.
Terdapat 3
sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina
dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan
secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan,
sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan
betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan
menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan
merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak
kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan
ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis
lele.
C.
TAHAP
PROSES BUDIDAYA.
1.
PEMBUATAN
KOLAM.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu
bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya
disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Secara teknis baik pada tipe bak
maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
a.
Kolam
tandon.
Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk
pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini
merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
b.
Kolam
pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan
telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan
sel telur dan sel sperma.
c.
Kolam
Pemijahan. Tempat
perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang
pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan
induk jantan dan betina.
d.
Kolam
Pendederan.
Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4
hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan
pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam
saluran pencernaannya.
2.
PEMILIHAN
INDUK
a.
Induk
jantan mempunyai tanda :
§ Tulang kepala berbentuk pipih
§ Warna lebih gelap
§ Gerakannya lebih lincah
§ Perut ramping tidak terlihat lebih
besar daripada punggung
§ Alat kelaminnya berbentuk runcing.
b.
Induk
betina bertanda :
§ Tulang kepala berbentuk cembung
§ Warna badan lebih cerah
§ Gerakan lamban
§ Perut mengembang lebih besar
daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.
3.
PERSIAPAN
LAHAN.
Proses
pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
a.
Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan
mematikan berbagai bibit penyakit.
b.
Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit
atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan
bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
c.
Perlakuan
TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya
hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol
TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat
dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
d.
Pemasukan
Air.
Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4
hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe
kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
a. Pembersihan bak dari kotoran/sisa
pembenihan sebelumnya.
b. Penjemuran bak agar kering dan
bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi
perlakuan TON dengan dosis sama
4.
PEMIJAHAN.
Ø Pemijahan adalah proses pertemuan
induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma.
Ø Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah.
Ø Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau).
Ø Sel telur yang telah dibuahi
menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
5.
PEMINDAHAN.
Cara
pemindahan :
§ Kurangi air di sarang pemijahan
sampai tinggi air 10-20 cm.
§ Siapkan tempat penampungan dengan
baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
§ Samakan suhu pada kedua kolam
§ Pindahkan benih dari sarang ke
wadah penampungan dengan cawan atau piring.
§ Pindahkan benih dari penampungan
ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan
terhadap tingginya suhu air.
6.
PENDEDERAN.
Ø Adalah pembesaran hingga berukuran
siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda.
Ø Kolam pendederan permukaannya
diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk
menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Ø Pemberian pakan mulai dilakukan
sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
D.
MANAJEMEN
PAKAN.
Pakan
anakan lele berupa :
o Pakan alami berupa plankton,
jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di
bawah 3 - 4 hari.
o Pakan buatan untuk umur diatas 3 -
4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
o Untuk menambah nutrisi pakan,
setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg
pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan
tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin
dalam jumlah yang optimal.
E.
MANAJEMEN
AIR.
Ukuran
kualitas air dapat dinilai secara fisik :
§ Air harus bersih
§ Berwarna hijau cerah
§ Kecerahan/transparansi sedang (30
- 40 cm).
Ukuran
kualitas air secara kimia :
§ Bebas senyawa beracun seperti
amoniak
§ Mempunyai suhu optimal (22 - 26
0C).
Ø Untuk menjaga kualitas air agar
selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan.
Ø TON yang mengandung unsur-unsur
mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan
dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan,
menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.
Ø Perlakuan TON dilakukan pada saat
oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam
serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari
sekali.
Ø Dosis pemakaian TON adalah 25
g/100m2.
F.
MANAJEMEN
KESEHATAN.
o Pada dasarnya, anakan lele yang
dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi.
o Anakan lele menjadi sakit lebih
banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek.
o Kondisi air yang jelek sangat mendorong
tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan
lain-lain.
o Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan
pemberian nutrisi yang tinggi.
o Namun apabila anakan lele
terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang
sesuai.
o Penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan
PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur.
o Penggunaan obat tersebut haruslah
hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar