TEKNIS
BUDIDAYA TANAMAN KOPI
Tanaman
Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk
pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah
sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya
butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang tepat, niscaya harapan kita optimis
menjadi kenyataan.
PT.
Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket
panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas
dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era
globalisasi.
A.
PERSIAPAN
LAHAN
§ Untuk tanah pegunungan/miring buat
teras.
§ Kurangi/tambah pohon pelindung
yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
§ Siapkan pupuk kandang matang
sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang
tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m
minimal 2 bulan sebelum tanam
B.
PEMBIBITAN
o Siapkan biji yang berkualitas dari
pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih
terpercaya.
o Buat kotak atau bumbunan tanah
untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
o Buat pelindung dengan pelepah atau
paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh
o Siram bibitan dengan rutin dengan
melihat kebasahan tanah
o Bibit akan berkecambah kurang
lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan
hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan
o Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk
dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan
o Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok
makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut
o Setelah bibit umur 4 bulan
semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9
bulan dan siap tanam
Tabel
Dosis Pupuk Untuk Bibit Kopi
Umur
(bulan)
|
gram/m2
|
||
Urea
|
SP-36
|
KCl
|
|
3
|
10
|
5
|
5
|
5
|
20
|
10
|
10
|
7
|
30
|
15
|
15
|
9
|
40
|
20
|
20
|
12
|
50
|
25
|
25
|
v Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran
dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena
serangan karat daun.
C.
PENANAMAN
§ Masukkan pupuk kandang dengan
campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
§ Usahakan saat tanam sudah memasuki
musim hujan.
§ Lakukan penyiraman tanah setelah
tanam
§ Hindarkan resiko kematian tanaman
baru dari gangguan ternak.
D.
PENYULAMAN
§ Lakukan penyulaman segera jika
tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
§ Penyulaman dilakukan awal musim
hujan
E.
PENYIRAMAN
Lakukan
penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau
F.
PEMUPUKAN
Ø Pemupukan NPK diberikan dua kali
setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
Ø Setelah pemupukan sebaiknya
disiram.
Jenis dan
Dosis Pupuk Makro sesuai table.
Tahun
|
Gram/pohon/tahun
|
||
Urea
|
SP-36
|
KCl
|
|
1
|
2 x 25
|
2 x 25
|
2 x 20
|
2
|
2 x 50
|
2 x 50
|
2 x 40
|
3
|
2 x 75
|
2 x 70
|
2 x 40
|
4
|
2 x 100
|
2 x 90
|
2 x 40
|
5-10
|
2 x 150
|
2 x 130
|
2 x 60
|
>10
|
2 x 200
|
2 x 175
|
2 x 80
|
v Catatan :
Ø Jenis dan Dosis pupuk sesuai
dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertaniam setempat
Ø Cara pemupukan dibuat lubang kecil
mengelilingi tanaman sejauh ¾ lebar tajuk, pupuk dimasukan dan ditutup tanah.
Ø Akan lebih baik ditambah pupuk
organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman . 1 botol SUPERNASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap
1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau
siram atau kocorkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan
sekali.
Ø Semprotkan POC NASA 3-4 tutup +
HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali
G.
PEMANGKASAN
o Lakukan pemangkasan rutin setelah
berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan,
mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar
terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
o Pemangkasan pada awal atau akhir
musim hujan setelah pemupukan
H.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1.
HAMA
a.
Bubuk
buah kopi (Stephanoderes hampei)
§ Serangan di penyimpanan buah
maupun saat masih di kebun .
§ Pencegahan dengan PESTONA atau BVR
secara bergantian
b.
Penggerek
cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus )
§ Menyerang ranting dan cabang.
§ Pencegahan dengan PESTONA.
c.
Kutu
dompolan (Pseudococcus citri)
§ Menyerang kuncup bunga, buah muda,
ranting dan daun muda,
§ Pencegahan gunakan PESTONA, BVR
atau PENTANA.+ AERO 810 secara bergantian
2. PENYAKIT
a.
Penyakit
karat daun disebabkan
oleh Hemileia vastatrix . Preventif semprotkan Natural GLIO
b.
Penyakit
Jamur Upas
disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan
preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA
c.
Penyakit
akar hitam penyebab
Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu,
menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO
d.
Penyakit
akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif
dengan Natural GLIO
e.
Penyakit
bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan
dengan Natural GLIO
f.
Penyakit
mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia .Preventif gunakan Natural
GLIO.
v Catatan :
o Jika pengendalian hama dan
penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir
bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
o Agar penyemprotan lebih merata dan
tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810
dosis 0,5 tutup botol per tangki
I.
PA
N E N
Kopi akan
berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah
menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan
bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.
J.
PENGOLAHAN
HASIL
§ Agar dipersiapkan terlebih dahulu
tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak
rusak akibat hama pasca panen.
§ Buah panenan harus segera diproses
maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.
Penyebab Kerusakan Kopi Beras :
1.
Biji
keriput : asal
buah masih muda
2.
Biji
berlubang :kopi
terserang bubuk
3.
Biji
kemerahan : Kurang
bersih mencucinya
4.
Biji
pecah : mesin
pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat
pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
5.
Biji
pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang
sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
6.
Biji
belang :
pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu
lembab.
7.
Biji
Pucat : terlalu
lama disimpan di tempat lembab
8.
Biji
berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan
suhu awal terlalu rendah.
9.
Biji
berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
10.
Noda-noda
cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk/dibolak-balik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar